0%
Loading ...

RECENT POST

Saya pernah mengikuti kelas Leadership khusus untuk Middle Management atau Kepala Unit Kerja atau Manajer Pelaksana atau Execution Manager. Namun, saya merasa materi yang disampaikan tidak relevan dengan kebutuhan Kepala Unit Kerja untuk memimpin Unit Kerjanya. Malah di kelas terjadi ajang mengevaluasi kualitas leadership atasan dan pejabat – penjabat negara. Dan diladeni pula oleh si Trainer….. ? Suasana kelas menjadi dinamis tetapi tidak ke arah yang tepat…!

Target Kerja Utama dari Kepala Unit Kerja adalah untuk memastikan bahwa unit yang dipimpinnya dapat memunculkan Outcome atau Dampak Hasil Kerja bagi Bisnis Perusahaan sesuai dengan scope masing – masing, seperti F&A, Internal Audit, HC, Produksi, Pengadaan, Legal, dan sebagainya. Sayangnya, banyak topik dalam kelas tersebut yang terlalu luas dan tidak berkaitan langsung dengan tugas Kepala Unit Kerja dalam menjalankan manajemen eksekusi.

Beberapa model kepemimpinan yang SERING DIBAHAS dibahas di kelas Leadership untuk MIDDLE MANAGEMENT adalah: Kepemimpinan Otokratis, Kepemimpinan Demokratis, Kepemimpinan Laissez-faire, Kepemimpinan Karismatik, Servant Leadership, dan Kepemimpinan Visioner. Menurut saya, model-model kepemimpinan ini LEBIH RELEVAN untuk tingkat Direksi, BUKAN untuk Kepala Unit Kerja.

Mari kita lihat logikanya. Tugas utama Kepala Unit Kerja adalah “MEMAMPUKAN” dan “MEMAUKAN” tim di bawahnya untuk mencapai hasil yang berpengaruh bagi keberhasilan bisnis perusahaan.

Seorang Kepala Unit Kerja harus TAHU dan MAMPU:

  1. Merumuskan dampak hasil kerja dari Unit Kerja yang dipimpin terhadap kesuksesan bisnis perusahaan (ini wajib dipahami).
  2. Menyusun SEMUA Langkah kerja yang paling efektif dan efisien untuk mencapai hasil tersebut (ini juga wajib dipahami).
  3. Bagaimana Cara “MEMAMPUKAN” tim untuk melaksanakan langkah-langkah tersebut.
  4. Bagaimana Cara “MEMAUKAN” tim agar mereka bersemangat dan mau bekerja sesuai dengan langkah kerja yang telah ditetapkan tersebut.
  5. Bagaimana Cara mengatasi karyawan yang Belum Mampu, Belum Mau, Tidak Mampu dan Tidak Mau agar mereka bisa menjadi benar-benar MAMPU dan benar-benar MAU melakukan langkah kerja yang telah ditetapkan tersebut.
  6. Bagaimana Cara memberdayakan tim untuk TERUS bertransformasi atau berinovasi secara terstruktur dan mencapai hasil kerja yang lebih efektif dan efisien (knowledge management).
  7. Bagaimana Cara Membangun iklim kerja yang kondusif di tempat kerja untuk mendukung implementasi nilai-nilai perusahaan.

Itulah serangkaian kemampuan yang harus dimiliki oleh Kepala Unit Kerja di level eksekusi (Middle Management) untuk mendukung keberhasilan misi bisnis perusahaan dalam setiap unit kerja.

Profil seorang Kepala Unit Kerja meliputi:

  • KREDIBILITAS total di bidang yang dipimpinnya.
  • INTEGRITAS total.
  • Kemampuan untuk berkomunikasi “influensial”.
  • Kecerdasan emosi yang baik.

Kesimpulan:

  • Struktur kerja Kepala Unit Kerja bersifat terstruktur dan seragam untuk semua unit kerja.
  • Memahami model kepemimpinan yang tidak relevan hanya akan membingungkan dan sulit diterapkan, sehingga pelatihan semacam itu akan menjadi sekedar wacana tanpa manfaat praktis.
  • Model kepemimpinan untuk Kepala Unit Kerja bisa dibakukan dan diseragamkan agar dapat diterapkan di seluruh unit kerja.
  • Keberhasilan bisnis perusahaan sangat bergantung pada kualitas Kepala Unit Kerja dalam MEMAMPUKAN dan MEMAUKAN setiap anggota tim untuk menjadi benar-benar mampu dan mau menghasilkan Dampak Hasil Kerja bagi Bisnis Perusahaan.
  • Jika setiap karyawan di setiap Unit Kerja dapat menjadi “mampu” dan “mau”, target bisnis perusahaan akan tercapai dengan efektif dan efisien.

———————————————————————————————–

Bagaimana cara mengembangkan Model Leadership yang BAKU bagi Kepala Unit Kerja tersebut diatas?

Kita bisa diskusikan mengenai hal ini.

Scroll to top